Friday, May 25, 2012

be proud of being engineer!


be proud of being engineer!

Be proud of being engineers!
                 Belakangan ini aku sedang membaca sebuah buku yang kutemukan sudah agak berdebu— nyaris tak ada yang menyentuhnya— di salah satu deretan rak yang berjejer rapi di perpustakaan wilayah, ruang dewasa II.Buku itu tak sengaja ku temukan ketika aku sedang berjalan pelan mengitari tiap deretan rak pelan, berharap menemukan buku yang sesuai untuk dibaca. Begitu aku membaca judul bukunya, saya harus memiringkan kepala saya sendiri 90° ke kanan. Merasa pandangan saya tergelitik dengan judul buku itu, kemudian aku merogohnya pelan dari kumpulan buku lainnya. Pengantar Engineering judulnya. Ditulis oleh Paul. H. Wright.
                Buku itu lebih cenderung bercerita tentang bagaimana seorang Engineer fakultas teknik jurusan apapun apakah teknik sipil, elektro,industri,penerbangan,kimia,fisika,mesin dan lainnya berpikir memecahkan suatu masalah teknik dengan pengaplikasian ilmu matematika, ilmu alam, dan juga ilmu praktis yang diperoleh dari pendidikan dan pengalaman untuk memanfaatkan bahan-bahan dan material dari alam agar diolah demi kemaslahatan bersama secara ekonomis.
                Aku kemudian semakin tersihir untuk menyusuri tiap huruf yang ada di buku itu, hingga kemudian aku menemukan halaman 55, sebuah pandangan jenaka dari presiden Amerika Serikat ke 31 dan juga seorang insinyur pertambangan, Herbert Hoover yang menuturkan :
Kelemahan besar seorang insinyur dibandingkan dengan dengan mereka yang menekuni profesi lainnya adalah bahwa karya-karyanya terpampang jelas sehingga semua dapat melihatnya. Tindakan-tindakannya, langkah demi langkah , sangat kasat mata. Ia tidak dapat mengubur kesalahannya di dalam makam seperti dokter. Ia tidak dapat berkelit atau menyalahkan para jaksa seperti pengacara. Ia tidak dapat, seperti para arsitek, menyembunyikan kesalahannya dengan pohon-pohon dan tumbuhan rambat. Ia tidak dapat, seperti para politisi, menutup-nutupi kesalahannya dan kekurangannya dengan menyalahkan pihak oposisi dan berharap masyarakat akan melupakannya. Seorang insinyur tidak dapat menyangkal bahwa ialah yang melakukannya. Jika hasil karyanya tidak berfungsi, ia dicela. Itulah bayangan mimpi yang menghantuinya pada malam hari dan mengganggunya pada siang hari. Di penghujung hari ia pulang ke rumah dari pekerjaannya dengan tekad mengulangi lagi perhitungannya. Ia bangun di pagi hari. Sepanjang hari ia gemetar membayangkan bahwa akan muncul gangguan-gangguan yang akan merusak pekerjaan yang sudah dirampungkannya.
Di sisi lain, tidak seperti dokter, kehidupan insinyur bukanlah kehidupan di antara yang lemah. Tidak seperti tentara, penghancuran bukanlah tujuannya. Tidak seperti pengacara , pertengkaran bukanlah makanannya sehari-hari. Insinyur mengemban tugas untuk membungkus tulang belulang ilmu pengetahuan dengan kehidupan, kenyamanan, dan pengharapan.
                Pernyataan di atas sangat menggelitik saya,hingga kemudian saya menuliskan note ini.
Be proud of being engineers! Cheers guys!

No comments:

Post a Comment