Friday, May 25, 2012

the miracle of bulu ketiak


pukul 10 pagi, hari sabtu, lupa tanggal. on that specific time, aku lagi ada di tempat Kerja praktek-pengerjaan pelebaran jalan. Ketika itu di depan Mesjid Lampoh Daya, aku dengan takjubnya melihat seorang bapak-40 tahunan dengan gagah perkasanya-memakai baju u can see his armpit hair, membonceng 3 orang anaknya yang masih kecil-kecil-5 tahunan dengan honda GL pronya. yang paling kecil di depan, dan dua orang lagi di belakang. Yang membuat pemandangan itu semakin indah (baca : menyeramkan) adalah bulu keti bapak itu tersibak dengan lebatnya hingga merambat, menjalar ke bagian luar.(padahal jarak aku dengan jalan lumayan jauh, sekitar 100 m)  dan di depan Mesjid itu kebetulan jalannya agak bergelombang, jadi ketika sang bapak dengan gagahnya mengendarai GL pronya, tanpa disadar anak di depannya itu terguncang-guncang hingga mencium bulu ketinya dengan penuh penghayatan. Anehnya sang anak itu merasakan getaran apapun yang timbul pada dirinya (halah).
Terlebih cuaca pada saat itu, it’s kinda windy outside jadi bisa dibayangkan sendirilah apa yang terjadi, bulu keti bapak itu dengan lantangnya menanantang langit, melawan langin sambil berhembus pelan…dan aku ternganga melihat pemandangan singkat yang langka sekaligus menakjubkan itu…

vampire china dan tidur siang (masa kecil sangat bahagia)

     Entah kenapa banyak banget orang” yang lagi suka”nya sama yang berbau vampir. Ok singkat aja cewek2 sekarang lagi gila”nya sama Robert Pattinson karena maen film Twilight. Banyak banget orang yang mau ngerubah vampire looking kaya Robert Pattinson gitu. Kulit Putih pucat, matanya kuning agak kecoklatan,make jas kalo kemana”,gigi taring yang sedikit menampakkan jigongnya hihi, dan pernak-pernik lainnya. Bahkan ada orang yang saking terobsesinya jadi vampire gitu, dia jadi ngerubah giginya kaya gigi vampire yang suka hisap darah itu. Hihi. Dan menurut mereka having vampire looking is really cool. Kalo aku bilang sih mereka adalah korban nonton film vampire” kaya twilight gitu. Coba deh nonton film vampire yang jadulnya, pasti yang jadi vampirnya adalah bapak” dengan looking dan haircut orang jadul gitu. Haha…
     Sebenarnya aku udah jadi korban dari film vampire jauh” hari sebelum film daybreaker dan twilight dan anak” tayang. Tepatnya dulu 14 tahun lalu, waktu itu kalo ga salah aku kelas 1 SD. Pasti deh tiap minggu ada aja film vampire yang diputar di TV dan aku rajin mengupdate film vampire itu setiap minggunya haha. Biasanya sih diputarnya kalo ga hari sabtu hari minggu gitu. Tapi jangan harap film kayak twilight dimana vampire digambarkan cool banget diputar jaman itu haha. Film vampire dulu itu film vampire china yang loncat” kaya pocong gitu hihi. Entah kenapa dulu happening di Tipi sampe TV berlomba” puterin film vampire china itu. Alur ceritanya ga jauh” dari Pemusnahan vampire itu. Dan tokoh utamanya adalah pendeta china,vampire dan cewek yang biasanya dijadikan sandera oleh sang vampire. Si pendeta China tadi pasti kerjaannya tempel” kertas kuning yang udah ditulisin huruf China gitu dan juga berantem plus kejar”an sama vampire itu.
     Nah di salah satu scenenya ada seorang pendeta China yang lagi berantem sama vampire china cwek, tiba” pintu dan jendela di ruangan itu tertutup semua. Vampire China cewek itu ternyata udah melarikan diri karena udah ga sanggup lagi lawan si pendeta china ini. Semua usaha si pendeta china itu untuk buka pintu gagal. Tiba” dia teringat untuk menuliskan mantera tembus tembok di kertas yang ditempelkan dikeningnya. Dan tiba” bless dia tembus tembok ruangan itu dan kembali mengejar vampire china cewek tadi. Scene inilah yang kemudian menginspirasi saya untuk melakukan hal serupa kaya pendeta china tadi.
    OK lupa bilang kalo aku dulu dipaksa buat tidur siang dengan alasan takut sakit yihaa. Tapi karena beberapa kali ketahuan melarikan diri dan memilih bermain dengan teman” seumuran di komplek, hari” berikutnya pintu kamar tamu dikunci. Hari itu entah kenapa di luar aku dengar suara anak” lagi rame”nya main sembunyi”an.tiba” sadar udah jam 3 siang, pintu udah dikunci. periksa” sekeliling aku tidak dapat apa”.Tiba” ada ide yang menggetok kepala, tulis mantera tembus tembok kaya pendeta china buat. Mula” aku robek kertas, karena ga tau huruf china apa yang ditulis sama pendeta china itu aku berinisiatif mengambil mie instant di dapur. Lho apa hubungannya coba?. Ide ngambil mie instant tadi lain tak bukan adalah buat nulis huruf china yang sering aku liat tertampang di bungkusan mie instant itu dengan harapan agar dapat nembus tembok kaya pendeta china itu lakukan. Setelah menuliskan huruf china yang entah apa artinya aku pun mulai menempelkannya dikening dan menghadap pintu. Karena ga berhasil menembus pintu itu dengan kertas yang ditulis huruf china dari bungkusan indomie itu aku pun nyerah. Saking frustasinya aku tertidur di ruang tamu. 30 menit kemudian pintu sudah terbuka. Dan hari itu juga aku sadar kalo film vampire china gitu Cuma pura” aja. Hahhaha. Ngakak deh ketawa kalo ingat jaman dulu.


     WHAT AN ABSURD AND FREAKY WORLD !!! entah kenapa aku jadi kayak anak bego hari itu hahha.

me and socks suck!!!


me and socks suck!!!

Yang saya benci dari hari senin adalah bukan karena harus kembali ke kampus atau permulaan minggu atau karena libur weekend telah selesai, tetapi yang membuat saya agak membenci rutinitas yang terjadi setiap senin adalah mencari kaus kaki yang harus saya kenakan untuk satu minggu penuh ke depan. 
The problem is anggota keluarga saya yang berjumlah 8 orang semuanya menggunakan kaus kaki jika memakai sepatu itu, kaus kaki semuanya terkubur di sebuah laci besar di lemari pakaian besar. Semua ukuran dari yang paling kecil untuk usia 7 tahun-adik saya, hingga yang paling besar dan juga bermacam2 warnanya. 
Nah paling saya sebalkan adalah mengorek2 isi laci tersebut untuk mendapatkan kaus kaki yang pas untuk kaki saya. Mula2nya saya sangat memilah-milih yang mana yang paling pas dan cocok untuk kaki saya yang mungil ini (*muntah), tapi lama-kelamaan ya main asal embat terus. Kadang kaus kaki yang saya embat ini punya adik saya yang paling kecil, kadang juga punya ayah saya. kadang saya seperti memakai stocking aneh yang sangat ketat, kadang saya memakai kaus kaki yang beda warnanya-tapi hampir mirip, seperti hitam dan coklat-pokoknya warna gelaplah hihi. Peduli dengan anggapan orang? masa bodo ah, sejauh mereka tidak melihat daleman kaki saya, going out must go on (mereka tidak mungkin mengorek2 isi sepatu saya). Entahlah apa yang saya pikirkan, sejauh masi menutupi jempol kaki(yang harum ini) ga menjadi masalah. 
Dan tentu, semua yang saya lakukan itu ada konsekuensinya. Kadang2 saya menyadari kaus kaki-anak yang berusia 7 tahun itu- yang saya pakai telah mengembang mengikuti pola ukuran kaki saya. 
Kena marah? jangan tanya lagi. setiap senin paginya saya pasti kena marah oleh ibu saya karena telah meng-evolusikan kaus kaki untuk anak usia 7 tahun menjadi kaus kaki untuk ukuran bigfoot seperti saya. haha
SOCKS SUCK right???

Perspektif Makna karakter dalam Fabel di dalam Konteks Berbeda


Perspektif Makna karakter dalam Fabel di dalam Konteks Berbeda

Dalam bahasa Indonesia, terminologi fabel dapat diartikan sebagai sebuah kisah cerita yang ditampilkan dengan karakter binatang dengan adanya pelajaran moral yang tersirat di dalamnya. Fabel dalam bahasa umumnya adalah dongeng binatang yang rata-rata berkisah tentang kerakusan, kesombongan, kemarahan, kemalangan, kasih sayang, dan lainnya dari suatu spesies binatang tertentu. Fabel umumnya berbentuk sastra narasi tak begitu panjang, hanya terdiri dari beberapa paragraf saja.
Fabel umumnya disisipkan sebagai materi pokok dalam pelajaran bahasa Indonesia maupun dalam pelajaran Pendidikan Kewarnegaraan dalam pancasila untuk tingkat sekolah dasar (SD). Fabel juga umum ditemukan dalam buku-buku dongeng pengantar tidur anak-anak yang sangat mudah ditemukan di deretan rak bagian anak-anak di toko buku. Umumnya para orang tua selalu mendongengkan sebuah cerita fabel bagi anak mereka sebelum mereka terlelap. Mereka memilih fabel untuk didongengkan karena selain ceritanya yang menarik bagi anak-anak, dan juga mengajarkan anak pendidikan moral sejak dini.
Saya ingat ketika saya masih bersekolah di tingkat sekolah dasar, guru-guru selalu membacakan fabel bagi para siswanya. Saya sampai sekarang masih tidak mengerti mengapa mereka selalu terlalu bersemangat saat membacakan cerita itu kepada kami. Cerita yang paling umum dan yang pertama kali saya dengar adalah tentang si kancil mencuri mentimun, dan cerita lomba lari si kancil dan si siput. Selalu, pelajaran yang bisa diambil dari dari kisah-kisah itu adalah kejahatan akan kalah melawan kebaikan, begitulah intisari yang saya dapat ketika mendengarkannya.
Berhubung karena imajinasi saya saat itu bukanlah seperti imajinasi anak kecil, saya sudah bisa mengetahui bahwa cerita itu adalah fiktif belaka yang sengaja dikarang khusus untuk anak-anak usia 4-7 tahun. Ini sangat berbeda dengan teman sebangku pada kelas 2 MIN yang selalu merasa si kancil benar-benar mencuri ketimun pak tani dan siput kalah berlomba lari dengan sang kancil. Ketika saya mengatakan fakta sebenarnya bahwa itu hanyalah cerita fiktif belaka, dia hanya tersenyum kecil sambil berlalu.
Cerita fabel inilah yang akhirnya membuat saya suka membaca buku. Ceritanya dikemas sangat apik dan menarik, serta ringan dibaca oleh anak-anak. Di kelas saya semua orang suka mendengarkan dongengan kisah fabel guru bahasa Indonesia, begitu pula dengan membaca cerita ini di buku. Beragam cerita fabel lainnya yang semakin variatif dan menarik saya temukan di majalah khusus anak-anak dan buku-buku lainnya.
Kemudian ketika saya menginjak kelas enam tingkat sekolah dasar, saat pelajaran bahasa Indonesia, sang guru dengan suara tegas dan dengan mimik yang serius mengatakan “kalian contohlah tikus. Tikus selalu menyimpan hasil makanan atau barang yang ditemukannya di sarangnya. Kita selalu dapat menemukan banyak barang di sarangnya. Kalian jangan contoh ayam, karena ayam selalu memakan langsung apa saja yang ditemukannya. Jadi kalian harus berhemat mulai dari sekarang”. Sayapun manggut-manggut mengerti dengan filosofi di balik isi fabel singkat yang diwakili oleh karakter tikus dan ayam yang disampaikan oleh guru tersebut.
Kemudian ketika saya mulai memasuki bangku SMP, saya mulai sering membaca kasus-kasus korupsi di koran, menontonnya di televisi, dan kadang mendengarkannya di radio. Kasusnya sama setiap harinya : pejabat Negara korupsi milyaran Rupiah. Nah, ikon yang paling sering muncul dalam kasus korupsi ini adalah tikus berdasi yang sedang menggenggam atau menggigit segepok uang yang bertanda Rupiah. Terlebih saya juga kemudian semakin yakin setelah mendengarkan lagu Iwan Fals yang berjudul “tikus berdasi” yang sempat hits di zaman tersebut. Tikus berdasi sambil menggenggam atau menggigit segepok uang diyakini sebagai ikon yang tepat dalam mewakili sang koruptor. Mulailah timbul pemikiran saya, kenapa sang guru bahasa Indonesia kelas 6 MIN saya dulu harus memberi citra positif pada ikon tikus dengan harapan agar muridnya dapat mencontoh tikus?, sedangkan tikus sendiri selama ini selalu dianggap sebagai ikon yang tepat dalam mewakilkan wajah para koruptor. Kenapa ayam itu harus dideskripsikan sebagai ikon buruk yakni sebagai figur yang suka boros, padahal ayam memberikan manfaat bagi manusia. Mulai dari kokokan ayam jago di pagi hari, telur, daging, bulunya dan lain sebagainya. Guru tersebut pasti punya perspektif berbeda dalam konteks yang berbeda pula dalam ikon sebuah karakter binatang dalam cerita fabel. Sejauh cerita ini masih memberikan pelajaran moral yang berharga bagi anak, tidak ada salahnya dalam mendongengkannya bagi anak-anak. Semoga moral anak bangsa tetap terpelihara dengan baik sesuai dengan norma agama dan adat istiadat.

be proud of being engineer!


be proud of being engineer!

Be proud of being engineers!
                 Belakangan ini aku sedang membaca sebuah buku yang kutemukan sudah agak berdebu— nyaris tak ada yang menyentuhnya— di salah satu deretan rak yang berjejer rapi di perpustakaan wilayah, ruang dewasa II.Buku itu tak sengaja ku temukan ketika aku sedang berjalan pelan mengitari tiap deretan rak pelan, berharap menemukan buku yang sesuai untuk dibaca. Begitu aku membaca judul bukunya, saya harus memiringkan kepala saya sendiri 90° ke kanan. Merasa pandangan saya tergelitik dengan judul buku itu, kemudian aku merogohnya pelan dari kumpulan buku lainnya. Pengantar Engineering judulnya. Ditulis oleh Paul. H. Wright.
                Buku itu lebih cenderung bercerita tentang bagaimana seorang Engineer fakultas teknik jurusan apapun apakah teknik sipil, elektro,industri,penerbangan,kimia,fisika,mesin dan lainnya berpikir memecahkan suatu masalah teknik dengan pengaplikasian ilmu matematika, ilmu alam, dan juga ilmu praktis yang diperoleh dari pendidikan dan pengalaman untuk memanfaatkan bahan-bahan dan material dari alam agar diolah demi kemaslahatan bersama secara ekonomis.
                Aku kemudian semakin tersihir untuk menyusuri tiap huruf yang ada di buku itu, hingga kemudian aku menemukan halaman 55, sebuah pandangan jenaka dari presiden Amerika Serikat ke 31 dan juga seorang insinyur pertambangan, Herbert Hoover yang menuturkan :
Kelemahan besar seorang insinyur dibandingkan dengan dengan mereka yang menekuni profesi lainnya adalah bahwa karya-karyanya terpampang jelas sehingga semua dapat melihatnya. Tindakan-tindakannya, langkah demi langkah , sangat kasat mata. Ia tidak dapat mengubur kesalahannya di dalam makam seperti dokter. Ia tidak dapat berkelit atau menyalahkan para jaksa seperti pengacara. Ia tidak dapat, seperti para arsitek, menyembunyikan kesalahannya dengan pohon-pohon dan tumbuhan rambat. Ia tidak dapat, seperti para politisi, menutup-nutupi kesalahannya dan kekurangannya dengan menyalahkan pihak oposisi dan berharap masyarakat akan melupakannya. Seorang insinyur tidak dapat menyangkal bahwa ialah yang melakukannya. Jika hasil karyanya tidak berfungsi, ia dicela. Itulah bayangan mimpi yang menghantuinya pada malam hari dan mengganggunya pada siang hari. Di penghujung hari ia pulang ke rumah dari pekerjaannya dengan tekad mengulangi lagi perhitungannya. Ia bangun di pagi hari. Sepanjang hari ia gemetar membayangkan bahwa akan muncul gangguan-gangguan yang akan merusak pekerjaan yang sudah dirampungkannya.
Di sisi lain, tidak seperti dokter, kehidupan insinyur bukanlah kehidupan di antara yang lemah. Tidak seperti tentara, penghancuran bukanlah tujuannya. Tidak seperti pengacara , pertengkaran bukanlah makanannya sehari-hari. Insinyur mengemban tugas untuk membungkus tulang belulang ilmu pengetahuan dengan kehidupan, kenyamanan, dan pengharapan.
                Pernyataan di atas sangat menggelitik saya,hingga kemudian saya menuliskan note ini.
Be proud of being engineers! Cheers guys!